Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan, pemerintah tengah menyiapkan sejumlah langkah konkret sebelum memutuskan menaikkan harga premium, solar, dan minyak tanah.
"Tahapan sekarang, bukan lagi naik atau tidak naik. Tapi, kalau naik berapa, komoditas apa saja, apakah kenaikannya 20%, 25%, 30%, atau 35%. Kemudian, instrumen yang menyertai itu apa saja," kata Presiden pada jamuan makan siang bersama para pemimpin redaksi media cetak dan elektronik di Istana Negara, Jakarta, Senin (5/5).
Menurut Presiden, pemerintah telah melaksanakan program jaring pengaman sosial, kluster perlindungan, dan bantuan sosial. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran hingga triliunan rupiah berupa program beras untuk rakyat miskin, bantuan operasional sekolah (BOS), Askeskin, Dankesmas, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM), dan Kredit Usaha Rakyat. "Itu yang kita pikirkan. Itu kita hitung secara tepat mudah-mudahan tidak terlalu lama," ujar Presiden.
Kemarin, Presiden memimpin rapat terbatas yang membahas rencana kenaikan harga BBM. Dari rapat tersebut, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi secara terbatas. Kompensasi untuk masyarakat yang membutuhkan akan segera diatur mekanismenya.
"Pemerintah sedang menyiapkan suatu langkah kebijakan dengan tujuan mengamankan APBN 2008-2009. Fokusnya pada masalah subsidi BBM dan listrik. Kita lakukan dalam satu paket terdiri atas tiga elemen saling terkait," jelas Menko Perekonomian Boediono.
Ketiga elemen itu adalah penghematan konsumsi energi BBM dan listrik, menaikkan harga BBM secara terbatas, dan pemberian kompensasi kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin. "Kita juga melakukan penghematan melalui penggunaan smart card dan sistem kartu kendali. Sistem smart card untuk premium dan kartu kendali untuk minyak tanah. Itu sedang diuji coba di beberapa daerah," jelas dia.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menambahkan, pemerintah akan memformulasikan secara jelas mengenai besaran kenaikan dan pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat berpenghasilan rendah dan miskin. "Itu menjadi pertimbangan utama dan formulasi ini akan dimatangkan," kata Menkeu.
Hingga kini, pemerintah masih menghitung besarannya guna menghindari ketidakpastian harga. ""Ya pokoknya, besarannya akan dikombinasikan antara masyarakat dan pelaku ekonomi. Pokoknya, kita akan jaga APBN," tegas Menkeu.
Ketua Komite Tetap Moneter dan Fiskal Kadin Indonesia Bambang Soesatyo menjelaskan, sebenarnya kalangan pelaku usaha sudah siap dengan kenaikan harga BBM. "Tadinya, kita berharap rapat kabinet terbatas yg dipimpin langsung SBY, sudah bisa memutuskan besaran kenaikan dan kapan diberlakukan, ternyata masih diambangkan," kata dia.
Ketidakpastian inilah yang membuat pelaku usaha belum bisa tidur nyenyak. "Mengenai besarnya kenaikan terserah pemerintah, namun bila kenaikan harga BBM jauh di atas 10%-30%, dampaknya terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah sangat besar," ujar Bambang.
Kenaikan BBM dan kenaikan harga-harga bahan pokok tidak bisa dihindari. Kehidupan makin sulit, banyak hal mungkin harus dikorbankan untuk bertahan menghadapinya. Namun satu hal, Tuhan akan memampukan setiap orang yang percaya kepada-Nya untuk menghadapi masa-masa sulit tersebut bahkan dapat mengatasinya dengan baik.
Sumber : Investor Indonesia.com/VM